Il libro di An Nashaih guarisce la rivolta dell'anima e il metodo di Sufi e Makrifat

kitab An Nashaih atau Al Washaya yang berbicara kepada kita mengenai kehidupan Islam pada masanya, pergolakan jiwanya dan metodhe sufinya serta makrifat yang dia terima. Dia begitu haus untuk makrifat, meneliti, membaca dan sampai kepada suatu pendapat yang tidak kemasukan bimbang.

Namun setelah meneliti, dia bertambah bimbang dan jiwanya goncang, dia takut keburu mati sebelum berpegangan dengan tali Allah yang kuat. Dia berusaha dengan giat dan bersungguh-sungguh, namun kemudian putus asa untuk sampai kepada puncak. Untunglah Allah memberinya taufik pada akhirnya, sehingga dia bertemu dengan orang-orang saleh dan dia tenteram di samping mereka.

Biografi dan kedudukan Al Harits Al Muhasibi

Kita akan membahas sufiyah Madrasah Bagdad dari Ahli Sunah, diawali dengan sufi terbesar di antara mereka, yaitu Al Harits Al Muhasibi (wafat tahun 243 H) dan diakhiri dengan Ja’far Al Khaldi (wafat thun 348 H). Kami bisa mengatakan, bahwa tasawuf Islam berada pada puncaknya pada periode ini, diawali pertengahan pertama abad tiga sampai pertengahan pertama abad empat H.

Ibnu Khafif berkata: “Ikutilah lima orang Guru Besar, sedangkan guru-guru yang lain, serahkan urusan mereka kepada mereka sendiri. Lima tersebut adalah Al Harits bin Asad Al Muhasibi, Al Junaid bin Muhammad, Abu Muhammad Ruwaim, Abu Abbas bin Atha’ dan Amr bin Utsman Al Makki, sebab kelimanya memadukan antara syariat dan hakekat”.

Abu Abdullah Al Harits Al Muhasibi adalah salah seorang ulama yang memadukan antara zuhud dan ilmu lahir batin. Dia menyusun banyak kitab tentang zuhud, tentang ushuludin, tentang menentang Mu’tazilah dan menentang Rafidhah. Termasuk hasil karyanya adalah Ar Ri’ayah li Huquq Allah dan At Tawahhum. As Subki menyebutkan, bahwa Al Muhasibi termasuk pengikut madzhab Syafii. Seandainya di antara pengikut Syafii tidak ahli fikih, tauhid, usul fikih, qiyas, zuhud, wirai dan ma’rifat selain Al Muhasibi, maka sudah cukup menjadi pembela Syafii.

Dalam Al Ihya’ Al Ghazali menegaskan, bahwa Al Muhasibi adalah umat Muhammad terbaik dalam hal ilmu mu’amalah. Dia merupakan pelopor para peneliti aib-aib nafsu dan petaka amal perbuatan. Dia disebut Al Muhasibi karena banyak menghisab (memperhitungkan) dirinya sendiri.

DILENGKAPI DENGAN:

- Surat Yasin dan Jus Amma Lengkap (Tahlil dan Doa Harian)

- Cerita Motivasi Islami (Penambah Keimanan dan Bukti Kebesaran Allah)

- Kedasyatan Dzikir dan Doa